Breaking News
Loading...
Kamis, 18 Desember 2014

Tersesat di Dunia Cermin

13.01


Di suatu hari yang cerah, aku dan keluargaku bertamasya ke Wahana Bahari  Lamongan. Aku sudah tidak sabar untuk bermain sepuasnya disana. “bu, kapan kita sampai?” tanyaku kepada ibuku.  “sebentar lagi akan sampai,lif,” jawab ibuku. Meskipun ibu telah bilang seperti itu, aku tetap tidak sabar.
Setelah sampai dan membeli tiket, aku langsung pergi meninggalkan gerombolan keluargaku. Namun ketika ku baru melangkah kan 1 kaki, ibuku berpesan kepadaku. “nanti pukul 12 kita bertemu di Resto Mania ya! Oh iya, kamu bareng Kak Iskandar ya, untuk jaga – jaga bila ada sesuatu,” “baik bu! Kak, ayo cepat. Nanti waktunya habis.” Seruku, “ iya, tunggu sebentar ya lif,”  jawab kakakku.
Setelah beberapa saat, aku melihat Rumah Kaca, salah satu wahana di WBL. Aku langsung mengajak kakakku untuk masuk ke Rumah Kaca. Di dalam antrian, kami berbincang bincang sejenak. “kak, bagaimana kalau kita balapan? Yang lebih cepat keluar adalah pemenangnya,” kataku. Kakak menjawab ”kalau hanya seperti itu kurang menantang lif. Bagaimana kalau kita bertaruh? Yang kalah menraktir yang menang?” “OK kak. Kita sepakat,” jawabku sambil bersalaman, menunjukkan bahwa kita sepakat. Aku semakin yakin kalau aku yang menang ketika aku masuk lebih dulu dari kakak. Anehnya, Kak Iskandar hanya tersenyum ketika aku melambai kepadanya.
Aku mulai  berpetualang di “dunia cermin” ini. Namun setelah  kurang lebih 15 menit, aku mulai  gelisah. Aku mulai berpikir kalau aku tersesat. Aku berkata dalam hati  “benarkah aku tersesat di rumah yang kecil  ini? Ah sial ” Lalu, kucoba untuk mencari Kak Iskandar. Namun  tak kunjung ku temukan.”sepertinya kakak sudah keluar nih.” Pikirku. Kucoba untuk mengikuti orang lain, namun mereka juga tersesat sepertiku. “sial! Mengapa aku harus kalah dengan kakak ku?” gumamku.
Setelah beberapa saat handphone ku berbunyi. Kulihat layar kecilnya tertulis “Kak Iskandar” aku berpikir sejenak. Dia pasti akan mengejekku. Lalu ku angkat telpon itu.
“halo, Alif. Dimana kamu sekarang? Kok belum keluar?”buka kakakku. “halo, kak. Aku masih didalam nih. Jalannya ga kelihatan” balasku. “hahaha. Ya iyalah Lif! Kamu ini ada – ada saja. Cermin kan memantulkan bayangan kita.” Ejek kakakku. “tuh kan. Bener dia mengejekku” pikirku. “OK, sekarang kamu ikuti saran kakak ya” kata kakakku.
Setelah berjalan mengikuti saran kakakku, akhirnya aku menemukan jalan keluarnya. Sesampainya diluar, aku langsung diejek lagi oleh kakak ku. “gitu aja lama sekali kamu Lif.” saat itu juga aku tersadar “waduh aku lupa. Kakak kan pernah kesini. Wah kakak curang nih!” seruku.
“hahaha. Tapi janji tetaplah janji Lif” jawab kakakku.
“enggak ah, kakak curang. Aku tidak mau menraktir kakak” jawabku
“tapi kamu telah buat aku menunggu disini selama 30 menit”kata kakakku
“tapi...”
“tapi...”
                Aku tahu aku selalu kalah ketika bersilat lidah dengan kakakku. Setelah berdebat, kami berdua langsung mencari penjual makanan terdekat. Setelah menemukan salah satu penjual, kami langsung kesana dan memesan 2 porsi. Tentu saja aku yang membayar. Setelah makan kami langsung melanjutkan petualangan di WBL hingga waktu yang ditentukan ibu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer